Jika
saja aku bisa memilih, aku ingin tetap menjadi putri kecilmu yang manis, polos,
dan lugu. Tetapi apalah dayaku, sang waktu memaksa putri kecilmu ini untuk
tumbuh menjadi gadis remaja dan kelak nanti menjadi wanita dewasa.
Tapi
kau bilang, sedewasa apapun diriku, aku tetaplah putri kecil bagimu. Mungkin
itulah yang membuatmu masih sering memanjakanku. Biarlah aku tetap putri
kecilmu yang manja, sok tahu, dan terkadang masih cengeng.
Biarlah
tetap begitu dan selalu begitu karena aku sadar suatu saat nanti akan ada
seseorang yang menggantikan posisimu untuk menjaga dan membahagiakanku. Dialah
laki-laki yang bergelar suamiku.
Seorang
laki-laki pemberani yang telah meminta puteri kecilmu ini padamu. Seorang
laki-laki sejati yang berjanji di hadapanmu untuk menjaga dan membahagiakanku. Seorang
laki-laki yang akan berdiri di sampingku menggenggam lembut jemariku penuh
cinta karena Allah. Seorang laki-laki yang akan mengajakku melayari bahtera kehidupan
yang baru yang belum pernah ku arungi sebelumnya. Seorang laki-laki yang akan
menjadi pemimpinku, mendidikku menjadi wanita yang insyaAllah sholehah dan
menjadi madrasah pertama yang baik bagi anak-anakku kelak.
Dan
jika tiba saat kehadirannya nanti, janganlah engkau bersedih karena ketahuilah
olehmu, rasa sayang dan cinta ini tidak akan pernah berkurang untukmu, meski telah
berdiri seseorang di sisiku. Jangan pula engkau cemburu padanya, karena ia
bukan hendak merenggut puteri kecilmu ini dari dekapanmu, melainkan ia ingin
menjadi partnermu dalam menjaga dan membahagiakanku. Maka kelak, ku mohonkan
sebuah doa, ridho, dan restu darimu agar ku dapati pula keridhoan Allah atasku.
0 comments:
Post a Comment